Percakapan dalam Acara
Hitam Putih
Menganalisis tindak
tutur pada percakapan di acara Hitam Putih
Dalam
perkembangannya, Searle (1975) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat
pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari
tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian Searle adalah
sebagai berikut.
1.
Asertif: pada
ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan,
membuat, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan
melaporkan.
2.
Direktif :
ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan yang
dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut,
dan memberi nasihat.
3.
Komisif : pada ilokusi ini penutur sedikit
banyak terikat pada suatu tindakan di masa depan,
misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini
cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat
kompetitif karena tidak mengacu pada kepentingan
penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4.
Ekspresif :
fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap
psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam
ilokusi, misalnya: mengucapkan terima kasih,
mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,
mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5. Deklarasi
: berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya
kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas,
misalnya: mengundurkan diri, membaptis, memecat,
memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/
membuang, mengangkat, dan sebagainya.
Dedi : kamu dari kecil ingin jadi penyanyi atau engga ? (Tindak tuturAsertif)
Raisa : pengen nyanyi,
dari sejak umur 3 tahun sudah nyanyi, tapi ingin jadi penyanyi dari SD. (Tindak
tutur asertif)
Dedi : kamu waktu SD gendut banget ya, dan kamu
waktu kecil orangnya suka sirikan ya ? (Tindak tutur Asertif)
Raisa : engga sih,
sebenarnya kalau liat anak-anak lain suka ngiri ya, tapi ga sirik sih. (Tindak
tutur Asertif)
Dedi : ya oke, sekarang saya undang temen kamu itu
ya.. bagaimana katanya kalau liat temen nyanyi dia suka bĂȘte ? (Tindak tutur
Asertif)
Gita : engga sih, kan dari dulu dia mau jadi
penyanyi dan suaranya memang bagus. (Tindak tutur Ekspresif)
Dedi : kok ngomong gitu, kemaren waktu ga ada
oangnya ga gitu ngomongnya.. (Tindak tutur Asertif )
Gita : kalau dulu liat sherina, duh pengen banget
jadi penyanyi gitu. (Tindak tutur Asertif)
Dedi
: kamu temen dari sejak kapan ? dan apa
bener dia gendut. (Tindak tutur Asertif)
Raisa
: itu jadi gendut karena waktu istirahatnya sekolah makan mie. (Tindak tutur
Asertif)
Dedi : katanya dari SD sudah punya tabungan buat
beli apartemen. (Tindak tutur Asertif)
Raisa
: kita kan dulu suka liat-liat rumah, dan interior gitu. (Tindak tutur Asertif)
Dedi : kalian waktu SMP 1 kelas ? kebetulan ga ya,
terus ketemu lagi waktu SMA “katanya itu polling wanita tercantik dari semua wanita-wanita.
(Tindak tutur Ekspresif)
Dedi : jadi siapa yang paling cantik menurut
polling itu.(Tindak tutur Asertif)
Gita : jadi Raisa yang paling cantik. (Tindak
tutur Ekpresif )
Dedi : ya iyalah paling cantik, pollingnya waktu
SMA, coba SD. Sekarang sudah lulus ya, dari vinus internasinal sebagai sarjana
ekonomi, mau nerusin ga, terusin ke s2 maksudnya, mungkin nanti. Kamu kan sudah
punya uang, terkenal, jadi buat apa kuliah. (Tindak tutur Komisif)
Raisa
: menurut aku kuliah itu bukan hanya sekedar ilmu yang ada dibukunya, Cuma kan
cara berpikir, disiflin, kaya gitu-gitu terbentuk pada saat lagi kuliah. Jadi
pendidikan itu adalah mata uang yang berlaku pada setiap Negara. (Tindak tutur Komisif)
Dedi : Gita ada pesan ga buat Raisa. (Tindak tutur
Asertif)
Gita : pengen pesan tetep kape and take aja, ini
mungkin kebetulan temen deket aja sama ana, mungkin masih bisa konteks sama
saya. (Tindak tutur Asertif )
Dedi : memangnya kamu masih kenal dengan
temen-temen lama. (Tindak tutur Asertif)
Raisa
: ya kenal lah, dan aku hapal nama panjangnya, soalnya kita waktu SD orangnya
sedikit 1 keelas Cuma 30. ( Tindak tutur Asertif )
Dedi : ya iyalah paling cantik, orangnya dikit.
(Tindak tutur Ekspresif)
Raisa
: ga, itu waktu SD. (Tindak tutur Asertif)
\
No comments:
Post a Comment