Wednesday, March 20, 2013

Menganalisis Tindak Tutur dalam Percakapan di Acara Hitam Putih





Percakapan dalam Acara Hitam Putih
Menganalisis tindak tutur pada percakapan di acara Hitam Putih

Dalam perkembangannya, Searle (1975) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut.
1.      Asertif: pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang     diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan, membuat, mengeluh,     mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
2.      Direktif : ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan     yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah, memohon, menuntut,     dan memberi nasihat.
3.       Komisif : pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu     tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis ilokusi ini     cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif karena tidak     mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan petutur (mitra tutur).
4.      Ekspresif : fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap     psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya:     mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf, mengecam, memuji,     mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5.      Deklarasi : berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya     kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya: mengundurkan diri,     membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan hukuman, mengucilkan/     membuang, mengangkat, dan sebagainya.



Dedi  : kamu dari kecil ingin jadi penyanyi  atau engga ? (Tindak tuturAsertif)

Raisa : pengen nyanyi, dari sejak umur 3 tahun sudah nyanyi, tapi ingin jadi penyanyi dari SD. (Tindak tutur asertif)

Dedi  : kamu waktu SD gendut banget ya, dan kamu waktu kecil orangnya suka sirikan ya ? (Tindak tutur Asertif)

Raisa : engga sih, sebenarnya kalau liat anak-anak lain suka ngiri ya, tapi ga sirik sih. (Tindak tutur Asertif)

Dedi  : ya oke, sekarang saya undang temen kamu itu ya.. bagaimana katanya kalau liat temen nyanyi dia suka bĂȘte ? (Tindak tutur Asertif)

Gita  : engga sih, kan dari dulu dia mau jadi penyanyi dan suaranya memang bagus. (Tindak tutur Ekspresif)

Dedi  : kok ngomong gitu, kemaren waktu ga ada oangnya ga gitu ngomongnya.. (Tindak tutur Asertif )

Gita  : kalau dulu liat sherina, duh pengen banget jadi penyanyi gitu. (Tindak tutur Asertif)

Dedi :  kamu temen dari sejak kapan ? dan apa bener dia gendut. (Tindak tutur Asertif)

Raisa : itu jadi gendut karena waktu istirahatnya sekolah makan mie. (Tindak tutur Asertif)

Dedi  : katanya dari SD sudah punya tabungan buat beli apartemen. (Tindak tutur Asertif)

Raisa : kita kan dulu suka liat-liat rumah, dan interior gitu. (Tindak tutur Asertif)

Dedi  : kalian waktu SMP 1 kelas ? kebetulan ga ya, terus ketemu lagi waktu SMA “katanya itu polling wanita tercantik dari semua wanita-wanita. (Tindak tutur Ekspresif)

Dedi  : jadi siapa yang paling cantik menurut polling itu.(Tindak tutur Asertif)

Gita   : jadi Raisa yang paling cantik. (Tindak tutur Ekpresif )

Dedi  : ya iyalah paling cantik, pollingnya waktu SMA, coba SD. Sekarang sudah lulus ya, dari vinus internasinal sebagai sarjana ekonomi, mau nerusin ga, terusin ke s2 maksudnya, mungkin nanti. Kamu kan sudah punya uang, terkenal, jadi buat apa kuliah. (Tindak tutur Komisif)

Raisa : menurut aku kuliah itu bukan hanya sekedar ilmu yang ada dibukunya, Cuma kan cara berpikir, disiflin, kaya gitu-gitu terbentuk pada saat lagi kuliah. Jadi pendidikan itu adalah mata uang yang berlaku pada  setiap Negara. (Tindak tutur Komisif)

Dedi  : Gita ada pesan ga buat Raisa. (Tindak tutur Asertif)

Gita  : pengen pesan tetep kape and take aja, ini mungkin kebetulan temen deket aja sama ana, mungkin masih bisa konteks sama saya. (Tindak tutur Asertif )

Dedi  : memangnya kamu masih kenal dengan temen-temen lama. (Tindak tutur Asertif)

Raisa : ya kenal lah, dan aku hapal nama panjangnya, soalnya kita waktu SD orangnya sedikit 1 keelas Cuma 30. ( Tindak tutur Asertif )

Dedi  : ya iyalah paling cantik, orangnya dikit. (Tindak tutur Ekspresif)

Raisa : ga, itu waktu SD. (Tindak tutur Asertif)







\

No comments:

Post a Comment